Memaknai Spirit Perjuangan Nabi Muhamnmad SAW di Tengah Godaan Zaman *)

Oleh : Hasanuddin S.Pd.I **)

Suatu konsekuensi logis, sebagai seorang muslim/ muslimah (biar tidak bias gender), wajib menaati segala aturan Allah SWT, yang secara tersurat terdapat dalam Al-Quran maupun sunnah-sunnah rasulNya.Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah Tuhan dijamin betul oleh Allah dari segala kesalahan, dalam Islam disebut dengan ma’sum. Sangat pantas apabila keteladanan beliau (Muhammad SAW) patut kita contoh dan amalkan.
Adanya Muhammad sebagai nabi akhir zaman merupakan doa nabi Ibrahim ketika menikah dengan Hajar, budak hitam dari Etiophia. Dari Hajar-lah lahir Ismail yang kemudian sampai berbagai generasi lahir Muhammad SAW. Kelahiran Muhammad merupakan desain Tuhan, dimana bapak para nabi (Ibrahim) adalah nabi pertama yang menemukan Tuhan atas dasar pemikiran, penelitian, dan perenungan yang mendalam.

Keteladanan Muhammad SAW
Bulan April 580 M, atau Rabi’ul Awal tahun Gajah, di Makkah lahirlah seorang anak manusia dalam keadaan yatim. (Penulis tidak akan berpanjang lebar untuk mendeskripsikan kelahiran beliau, saya yakin kawan-kawn sudah paham). Thomas Carlyle (seorang ahli sejarah), Marcus Dods (ahli kebijaksanaan), Will Durrant dan Michael H. Hart (sosiolog), semuanya satu kata bahwa Muhammad SAW adalah manusia luar biasa dan terbesar sepanjang sejarah. Namun demikian, beliau adalah orang yang sangat sederhana. Harta nabi Muhammad yang paling berharga adalah sepasang alas kaki (sandal) berwarna kuning yang merupakan hadiah dari Raja Negus dari Abbissinia (Lihat di buku “Lentera Al-Qur’an” karya Prof. Dr. Quraish Shihab).
Di antara akhlaknya yang mulia adalah diulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Beliau dalam berjalan sangat dinamis. Beliau menoleh dengan seluruh badannya, menunjuk dengan seluruh jarinya, berbicara perlahan dengan menggunakan dialek mitra bicaranya. Cetusan yang paling buruk adalah, “apa yang terjadi dengan orang itu? Semoga dahinya berlumuran lumpur.”
Abbas Mahmud Al-Aqqad dalam bukunya ‘Abqariyah Muhammad menjelaskan bahwa ada empat tipe manusia: Pemikir, Pekerja, Seniman, dan Orang yang jiwanya larut dalam ibadah. Sangat jarang keempat tipe manusia tersebut berkumpul pada diri seseorang. Akan tetapi orang yang mempelajari pribadi Muhammad SAW pasti akan menemukan bahwa keempatnya bergabung dalam diri beliau. Tentang keberpihakannya terhadap kaum miskin, beliau tanpa memandang pemeluk agama, beliau sangat concern dan tidak bosan. (cerita tentang Muhammad SAW dan Pak tua Yahudi yang miskin).

Lain Nabi Muhammad SAW, Lain Sekarang
Satu setengah milenium sudah, ajaran nabi Muhammad SAW eksis di dunia ini. Problematika yang ada-pun semakin beragam dan multi kompleks. Seperti halnya penodaan agama, khilafiyah, pemurtadan, sekularisme, politik Islam, dan lain sebagainya. Menurut hemat penulis ini wajar saja, mengingat 1400 tahun adalah waktu yang sangat lama bagaimana Islam berkiprah di bumi ini. Sebagai seorang pemuda terpelajar Islam, wabil khusus sebagai kader Muhammadiyah (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), apa yang harus kita lakukan??
Sebelum itu, marilah kita ingat kembali bagaimana eksistensi mahasiswa dibangun atas 3 syarat: Pertama, mengetahui persoalan masyarakat. Mahasiswa paling tidak mengetahui isue apa saja yang sekarang sedang berkembang di masyarakat. Apabila tidak mengetahui permasalahan rakyat, bagaimana akan timbul rasa keberpihakan terhadap rakyat??. Nabi Muhammad sangat jeli dalam melihat sebuah persoalan. Suatu contoh ketika penduduk Makkah sedang memperbaiki Ka’bah dan para pemimpin kabilah berebut untuk meletakkakn hajar aswad. Muncullah rasulullah sebagi hakim di antara perselisihan tersebut.
Kedua, pemihakan terhadap rakyat, hal ini adalah tahap kedua setelah kita dapat dapat membaca persoalan di dalam masyarakat. Nabi tidak memihak kabilah Quraisy agar meletakkan hajar aswad pada tempatnya. Justru semua kabilah harus andil untuk mengangkat dan meletakkan hajar aswad.
ketiga kecakapan dalam mengolah massa, dalam tahap ini yang dilakukan tidak harus berdemo di jalan, melainkan bagaimana kelompok masyarakat yang tertindas tadi dapat diselamatkan. Tidak ada yang sakit hati dengan keputusan nabi Muhammad SAW untuk meletakkan batu hitam ke dalam tempatnya, karena beliau dapat mengelola massa sehingga ridak terjadi pergolakan di antara mereka.

Ritme Gerakan
Menjadi mahassiswa, adalah keniscayaan. Ber-IMM, adalah pilihan berjuang. Itulah kata-kata surga pertama kali masuk dalam IMM 10 tahun silam. Mahasiswa masih sangat didamba oleh banyak rakyat sebagai tempat curhat tanpa pamrih. Sebagai agen kontrol sosial (Agent of Social Control), mahasiswa sangat berperan penting. Ketimpangan sosial yang ada merupakan tugas mahasiswa untuk meminimalisir. Rasulullah SAW diutus ke bumi ini untuk menyempurnakan akhlak. Sangat pantas apabila kader IMM menjaga akhlaknya, minimal untuk diri dan korps.
Mahasiswa. Khususnya IMM harus menjadi agen perubahan (Agent of Change). Perubahan yang dimaksud bukan dalam hal life style permukaan. Seperti busana, alat elektronik berlebihan, cerita tentang movies, dan lain-lainn. Namun perubahan yang dimaksud adalah perubahan dalam hal watak, paradigma dan memiliki sense of social yang tinggi.
Ingat!!! Mahasiswa adalah generasi penerus masa depan (Iron Stock). Apabila generasi sekarang hanya bisa berpangku tangan dan hedonistik, maka ke depan bangsa Indonesia akan menjadi penonton di negeri sendiri.
Prof. Dr. Azumardi Azra berpendapat, bahwa pemuda adalah sebagai : (1) Generasi penerus. Hal ini sesduai dengan Q.S At-Thur: 21, yang artinya: “Dan orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka mengikuti mereka dalam keimanan.” (2) Generasi Pembaru. Termaktub dalam Q.S Maryam: 42, yang artinya: “Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya: Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun?.” (3) Generasi Pengganti. Q.S Al-Maidah: 54, yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antyara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merkapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut terhadap celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikaNya kepada siapa yang dikehendakiNya, daqn Allah Maha Luas (pemberianNya) lagi Maha Mengetahui. Akhirnya, semoga yang sedikit ini bermanfaat, Amiiin.


*) disampaikan dalam forum diskusi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Fakultas SAINTEK UIN Sunan Kalijaga Yogya, pada tanggal 25 Februari 2010 di Masjid Safinatunnajah, Sapen)

**) aktifis muda Muhammadiyah lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogya, semasa menjadi mahasiswa aktif di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai Ketua Umum Komisariat Fakultas Tarbiyah. Ka. Bid Sosial dan Ekonomi DPD IMM DIY adalah posisi struktur tertingginya di IMM. Dalam berkesenian aktif di UKM Orkes Gambus Al-Jami’ah UIN Sunan Kalijaga. Bersama kawan seperjuangan mendirikan KIBAR PRESS. Sekarang menjadi staf pengajar di SMP Muhammdiyah 3 Depok, Sleman